Senin, 12 Maret 2012

Sejarah Ilmu Manajemen

Ilmu Manajemen adalah proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan kerja proses yang dilakukan seorang atau beberapa orang, agar dapat diselesaikan secara efektif dan efisien melalui orang lain. Pengkoordinasian orang lain tentu saja melibatkan orang lain, guna mencapai hasil dan tujuan yang belum tentu dapat dikerjakan secara maksimal oleh orang yang mengkoordinasikan.
Manajemen telah mengalami perkembangan dalam empat sejarah garis besar. Yaitu manajemen ilmiah pada 1870 – 1930. Manajemen klasik (1900 – 1940). Manajemen hubungan manusiawi (1930 – 1940). Dan Manajemen modern (1940 – sekarang).

Manajemen Ilmiah dipelopori oleh Fredrik Taylor, Frank dan Lilian Gilbreth, Henry Grant, Harrington Emerson.  Teori manajemen ilmiah lahir dari adanya kebutuhan untuk menaikkan produktifitas. Fredrik Taylor, yang sering disebut Bapak manajemen ilmiah, menyusun sekumpulan prinsip yang merupakan inti manajemen ilmiah.  Prinsip yang dicetuskan oleh Taylor yaitu :

1.    Mengganti cara tidak teratur dengan ilmu pengetahuan yang sistemastis.
2.    Mengusahakan keharmonisan dalam gerakan kelompok.
3.    Mencapai kerjasama manusia, bukan individualisme.
4.    Menghasilkaan output yang maksimal, bukan output yang terbatas.
5.    Mengembangkan pekerja sampai taraf setinggi-tingginya untuk kesejahteraan maksimum mereka sendiri.

Pendukung pendekatan ilmiah lain adalah Frank dan Lilian Gilbreth yang merupakan pelopor studi waktu, sebagai ilmu yang menganalisis tugas sampai pada gerak fisik dasar.

Sementara itu, Teori Manajemen Klasik dipelopori oleh Henry Fayol, James D. Mooney, Mary Parker Follet, Herberd Simon, Chester I. Banard. Manajemen klasik timbul dari kebutuhan akan pedoman untuk mengelola organisasi yang kompleks, misalnya sebuah pabrik. Menurut Fayol, manajemen adalah sebuah kegiatan umum dari semua usaha manusia dalam bisnis, pemerintahan, dan rumah tangga. Ada 14 prinsip manajemen yang merupakan kebenaran universal yang merupakan prinsip umum manajemen menurut Fayol, yaitu :
1.    Pembagian kerja
2.    Otoritas
3.    Tata tertib
4.    Kesatuan komando
5.    Kesatuan arah
6.    Subordinasi kepentingan-kepentingan individu terhadap kepentingan umum
7.    Balas jasa
8.    Sentralisasi
9.    Rantai skalar / hirarki
10.    Tatanan
11.    Kesamaan
12.    Kemantapan para karyawan dalam pekerjaannya
13.    Inisiatif
14.    Semangat korps.

Fayol juga membagi perusahaan dalam 5 bidang kegiatannya, yaitu teknis (produksi), komersial (pemasaran), keamanan, akuntansi, dan manajerial.

Kemudian, Manajemen Hubungan Manusiawi, dipelopori oleh Hawthorn studies, Elton Mayo, Fritz Roethlisberger dan Hugo Munsterberg.  Teori hubungan manusia adalah teori yang menggambarkan cara-cara bagaimana manajer berhubungan dengan bawahannya.  Aliran ini muncul karena manajer mendapati bahwa pendekatan klasik tidak dapat dicapai dengan keserasian sempurna.  Masih terdapat kesulitan di mana bawahan tidak selalu mengikuti pola tingkah laku yang rasional dan dapat diduga.  Perlu ada upaya untuk meningkatkan hubungan antar manusia agar organisasi lebih efektif.  Aliran ini untuk memperkuat aliran klasik, yaitu dengan menambahkan wawasan sosial dan psikologi.

Yang terakhir adalah Manajemen Modern yang dipelopori oleh Abraham Maslow, Chris Argyris, Douglas Mc Gregor, Edar Schien, David Mc Cleland, Robert Blake and Jane Mouton, Ernest Dale, Peter Drucker dan ahli-ahli manajemen operasi/manajemen sains.

Manajemen modern merupakan perluasan manajemen ilmiah yang mulai berkembang sejak tahun 1940-an dan banyak menggunakan manajemen sains, operasi atau riset sebagai pendekatan, seperti ilmu matematika dan fisika dalam memecahkan masalah oprasional.

Dalam manajemen modern, konsep manajemen dibagi menjadi lima,
1.    Manajemen berdasarkan hasil
2.    Manajemen berdasarkan tanggungjawab sosial.
3.    Manajemen berdasarkan sasaran.
4.    Manajemen berdasarkan pengecualian, dan
5.    Manajemen terapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar